Apa Istimewanya Satu Januari?

dok.cnnindonesia.com

Bismillah ....

Hello hai! sesi curhat-curhatan kita mulai yuk.^^

Akhirnya bulan terakhir dipenghujung tahun akan usai. Meninggalkan apapun yang pernah ada dan bersiap untuk tantangan baru dengan berbagai opsi. 

Entah siapa yang memulai, akhir tahun selalu menjadi hal yang paling ditunggu sebagian orang. Bersorak ramai dan bersiap seakan istimewa sekali satu Januari ini. Sepekan sebelumnya, antusiasme mulai tinggi. Menyiapkan ina-inu sesempurna mungkin. Benar-benar tidak boleh ada kekurangan. Seakan tertanam bahwa malam itu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Akan jahat sekali seseorang yang menghentikan "pesta" istimewa itu. 

Seperti tradisi yang enggan dilupakan. Semua menyambut gembira, tanpa ingin tahu hal apa yang akan terjadi. Bersiap lebih awal, menyiapkan ungkep ayam yang akan dinikmati bersama. Menata jagung seindah mungkin di talenan, berikut dengan racikannya. Diperlakukan khusus tidak boleh ada yang terlewat.

Gemintang mulai menghias. Anak-anak muda berkeliling tanpa arah. Abai pada keselamatan, melupakan hal penting dalam kehidupan. Menyiakan kasih sayang dari Yang Maha Penyayang. Ibu-ibu bersiap dengan alat tempur. Api mulai berkobar dan asap sudah membubung ke mana-mana. Bahkan bayi berumur lima bulan ikut terbatuk-batuk dengan kepulan asap yang lagi-lagi istimewa itu.

Tengah malam, suara mulai bising. Suara letusan di mana-mana. Bahkan seorang anak terbangun ketakutan. Berpikir mungkin saja ia tidur berjalan dan kemudian sampailah di Palestina. Anak kecil itu takut setengah mati. Bergetar membayangkan bahwa hidupnya akan berakhir. Karena ia sadar bahwa tidak akan pernah bisa dan sanggup menjadi anak seperti mereka, yang harus siap dua puluh empat jam. Kalau-kalau harus menerima kabar syahidnya seorang teman, atau bahkan ayahmu sendiri.

Kemudian ia sadar bahwa masih di ranjangnya. Menghela napas lega dan menarik kembali selimut nyaman itu. Ternyata selarut itu, masih puncak euforia dari apa yang didamba sejak setahun yang lalu. Mungkin ada seseorang dengan ide gilanya memilih untuk tidak melakukan apa-apa selama satu tahun, hanya untuk yang bernama satu Januari? 

Saat hari mulai terik, jalan lengang. Masih dialam lain rupanya. Kang sayur memilih jualan dari rumah. Enggan berkeliling disaat peradaban belum juga nampak kehadirannya. Masjid Subuh tadi masih seperti sebelumnya. Berisi bapak-bapak super pemilik senyum cerah umur enam puluh-an. Mungkin alasan lain adalah toa masjid sedang diperbaiki. Muadzin juga tidak semerdu biasanya. Huhu

"Ngambil momennya aja, kok."

Hem, rasa-rasanya masih banyak tanggal lain dikalender bunga teratai milikmu. Benar atau tidak sepertinya seseorang telah ikut-ikutan meramaikan malam yang seharusnya sepi itu. 

"Hei! intensitas hujan sedang tinggi, beserta angin ribut pula. Jadi wajarkan banyak hal tidak menyenangkan terjadi."

Sepanjang tahun seakan sudah terjadwal indah bahwa akhir tahun bersiap dengan kabar hangat dari BMKG. Coba deh lihat dari sisi lainnya, uang saja punya dua sisi berbeda. Masa iya hal sebesar ini tidak mengandung gizi sama sekali. 

Bayangkan saja, budaya orang Eropa adalah memanggil orang yang lebih tua dengan namanya saja. Eh tiba-tiba kamu sok bergaya pulang ke rumah memanggil nama emakmu. Apa beliau tidak marah? Padahal niatmu hanya meniru budaya Barat saja. Hanya meniru lho ya.

Jadi, apa istimewanya Satu Januari? 

TIDAK ADA!

****

Bengkulu, 30 Desember 2022

Salam Aksara, Salam Literasi!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Workshop Kece Ala Blogger Bengkulu

Kesedihan di Balik Bukit Barisan

November, Hujan, dan Rebahan