Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Serupa Embun yang Perlahan Menguap dan Hilang

MIMPI SI PUTRI TIDUR Oleh : Zora Febriyanti Cahaya semerbak melenggang pelan Seakan tak ada ruang lebih indah.. Si putri semakin larut dalam mimpinya Di sana ia bertemu bunga yang sungguh indah Ia kemudian menoleh Melihat ke arah danau yang memantulkan bayangan Si putri meragu Apa yang harus ditujunya? Bunga nan indah atau kejujuran yang akan dikatakan sang danau? Ia maju selangkah Namun nuraninya menginginkan lain Seberang sana sang danau menunggu ceria Sedang si bunga bergembira bersama kupu-kupu nan cantik Gelisah si putri tidur Teramat ingin ia memetik bunga indah itu Berangan memandang si bunga dengan puasnya Kembali ia tersadar Danau yang di sana adalah pengobat hatinya Ia beranjak menuju danau Bertanya pantaskah ia menemani bunga? Danau berkata “kau tidak sepadan dengan keelokkan bunga itu. wahai putri tidur ... kau adalah penyebab layunya bunga itu jika kau beranjak ke sana.” Bersedih si putri tidur meratap kepiluan hatinya Ke